Pelajaran IPS adalah pelajaran yang menantang buat
saya. Selain saya mengajar Bahasa Arab di SMA, saya juga mengajar IPS kelas 6
di SDIT Wahdatul Ummah Metro. Nah, yang membuat saya cukup puas adalah hasil
pengamatan mereka (peserta didik) terhadap acara di stasiun TV Nasional. Ini
saya lakukan untuk mengetahui Dampak Positif dan Negatif Pengaruh Globalisasi
bagi kehidupan masyarakat. Peserta didik dalam kelas saya bentuk
kelompok-kelompok dan diberi tugas mengamati acara televisi. Mereka saya
sertakan LKS tentang pengaruhh acara televisi tersebut bagi anak-anak
khususnya.
Sepekan kemudian, mereka mendiskusikan di kelas dan hasilnya mereka memutuskan :
Sepekan kemudian, mereka mendiskusikan di kelas dan hasilnya mereka memutuskan :
Pertama, 80% semua acara TV berdampak negatif, dan 20%
berdampak positif.
Ketiga, Stasiun TV menurut mereka yang banyak menampilkan
acara-acara tidak mendidik adalah SCTV, Indosiar, Trans TV.
Sedangkan keempat, stasiun TV yang banyak menampilkan
acara mendidik anak-anak adalah Trans7.
Berikut daftar acara TV yang menjadi sorotan anak-anak :
Status Hijau:
Bocah Petualang, Laptop Si Unyil, Jalan Sesama, Cita-citaku, Surat Sahabat,
Dora The Explorer, Go! Diego Go!, Chalkzone, dan Backyardians.
Status Kuning : Doraemon, Casper, Harveytoon, Transformers, Pokemon Series, Bakugan Battle Brawlers, New Scooby Doo Movie, SpongeBob Squarepants, Avatar: The Legend of Aang, Carita De Angel
Status Merah: Tom & Jerry, Crayon Sinchan, Si Entong, Tom & Jerry, Si Entong 2, Popeye Original, Oggy & The Cockroaches, Detective Conan, Dragon Ball, Naruto 4, Tom & Jerry, One Piece, Naruto.
Sementara itu, anggota Bidang Pengawasan Isi Siara Komisi Penyiara Indonesia Daerah (KPID) Sumut, Syafruddin Pohan, menjelaskan sampai saat ini perilaku negatif anak-anak Indonesia banyak diadopsi dari televisi. Hal itu sejalan dengan rata-rata menonton televisi anak di Indonesia antara 3-6 jam per hari.
Pada
kegiatan bertajuk "Literacy Media Kepada Masyarakat Tentang Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) Tahun 2012" yang
digelar di Mutiara Suara Nafiri Convention Hall Medan, Syafruddin menjelaskan
artinya kebiasaaan menonton anak Indonesia tersebut 2 kali lipat dibanding
anak-anak di AS dan 5 kali lipat dibanding anak yang berada di Kanada.
"Dengan
demikian orangtua sebaiknya membiasakan kepada dirinya dan keluarganya untuk
mengajukan pertanyaan sebelum memutuskan menonton televisi. Pertanyaan tersebut
adalah adakah kegiatan lain yang lebih pantas dilakukan daripada menonton
televisi?," ujarnya, Sabtu (30/6/2012).
Lanjutya,
menurut rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) yang melakukan hasil
riset terhadap 87,025 anak di Inggris, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat
(1963-1978), menetapkan waktu menonton anak yang ideal maksimal dua jam per
hari atau 10 jam per pekan. Malah katanya anak-anak yang berumur dibawah dua
tahun dianjurkan tidak menonton televisi.
"Saya heran kenapa
televisi saat ini sangat banyak program kebanci-bancian. Berapa orang sih banci
di Indonesia. Tetapi kalau tetap disiarkan berulang-ulang itu tidak benar.
Kenapa heboh media jadi menayangkan banci atau alay-alay gitu," ujarnya
sembari tertawa.
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..