Kemunculan Dajjal : Seburuk-buruknya Mimpi #1

Kemunculan Dajjal : Seburuk-buruknya Mimpi



Alhamdulillah, Refleksi Kamisan udah muncul lagi...
Yuk bareng-bareng disimak tentang Pembinasa ke-6


KEMUNCULAN DAJJAL, SEBURUK-BURUKNYA MIMPI (bag.1)
(Pembinasa Ke-enam)

» بادروا بالأعمال سبعًا، هل تنتظرون إلا فقراً مُنسيًا، أو غنًى مُطغيًا، أو مرضاً مُفسدًا، أو هَرَماً مُفنِّدًا، أو موتاً مُجهِزًا، أو الدجال، فشر غائب ينتظر...... ؟ «

“Segeralah kalian melakukan amal shalih karena tujuh hal. Apakah kalian menunggu hingga mengalami kefakiran yang melupakan, kekayaan yang melampaui batas, penyakit yang membinasakan atau masa tua yang membuatnya menyeracah, atau kematian yang mengagetkan, atau (kemunculan) dajjal, seburuk buruk perkara gaib yang ditunggu….” (HR. Tirmidzi, no. 2306).

Saudaraku,
Dari sekian banyak ujian yang menyapa kita semisal bencana alam yang dahsyat, kelaparan, wabah mematikan, kekeringan, musuh Islam yang merongrong izzah Islam dan kaum muslimin dan yang senada dengan itu. Ada ujian yang lebih membahayakan kita, yakni ujian yang merusak masa depan kita di sana. Di akherat sana. Yakni fitnah Dajjal. Bahaya yang ditimbulkan dengan kemunculannya melebihi bahaya yang disebabkan oleh konspirasi yahudi, nasrani, syi’ah rafidhah, komunis dan lain sebagainya.

Kemunculan Dajjal, meskipun tidak membantai kaum muslimin di dunia, tapi ia merusak akidah umat dan menyimpangkan keyakinan mereka. Hingga sebagian besar manusia pada saat kemunculannya merubah keimanannya dengan mempercayai bahwa ia sebagai tuhan. Ia memiliki kesaktian dan sihir yang menakjubkan dengan izin Allah, sebagai ujian keimanan bagi manusia. Ia bisa menurunkan hujan. Menumbuhkan tanaman. Menghentikan air sungai yang mengalir dan seterusnya.

Saudaraku,
Inilah rahasianya mengapa Nabi s.a.w menyebut ujian Dajjal sebagai a’dzamul fitnah (ujian terbesar). Sehingga tiada seorang nabi pun yang diutus kepada manusia, melainkan telah memperingatkan umatnya tentang fitnah Dajjal. Padahal Dajjal, munculnya di akhir zaman.

Dalam hadits dari Abu Umamah r.a, Nabi s.a.w bersabda,

» إِنَّهُ لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ مُنْذُ ذَرَأَ اللَّهُ ذُرِّيَّةَ آدَمَ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْ نَبِيًّا إِلاَّ حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ «

“Tidak ada ujian di muka bumi sejak Allah menciptakan Adam, yang melebihi fitnah Dajjal. Dan sungguh, setiap Allah mengutus seorang nabi, pasti nabi itu akan mengingatkan umatnya perihal bahaya Dajjal.” (HR. Ibnu Majah, no. 4215).

Saudaraku,
Dalam shalat, baik itu shalat yang wajib atau pun sunnah. Baik itu shalat di siang hari maupun malamnya, setiap kali kita duduk tasyahud akhir sebelum salam kita memohon kepada Allah agar Dia melindungi kita dari empat macam fitnah yang terbesar, salah satunya adalah fitnah al-Masih al-Dajjal.

Rasulullah s.a.w bersabda, “Jika salah seorang dari kalian membaca tasyahud (akhir), maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari 4 hal dengan mengucapkan,

» اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ «

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, ‘adzab qubur, fitnah/cobaan kehidupan dan kematian dan dari keburukan fitnah al-Masih al-Dajjal.” (HR. Bukhari, no. 5376 dan Muslim, no. 588).

Saudaraku,
Ada satu pertanyaan yang menggelayut di dalam benak kita, mengapa Dajjal menjadi fitnah terbesar bagi umat beriman pada saat ia muncul?. Mari kita simak petunjuk nubuwah dalam persoalan ini.

Pertama, kehadirannya di tengah-tengah manusia, untuk menyebarkan kekufuran dan penyimpangan keyakinan. Nabi s.a.w mengabarkan,
“Ketika Dajjal muncul dan aku masih bersama kalian, maka akulah yang akan melindungi kalian darinya. Allah Ta’ala adalah pelindungku dan penjaga setiap muslim.” (HR. Ahmad, no. 17629 dan Muslim, no. 2937).

Nabi s.a.w mengisyaratkan dalam hadits di atas, begitu besarnya pengaruh Dajjal dalam merusak keyakinan umat dan luasnya bentangan kesesatan yang dihamparkannya.

Kedua, Pesona yang ia ditampilkan di hadapan manusia, ia tidak menyuruh pengikutnya untuk membunuh orang yang tidak mengimaninya.

Abu Said al-Khudri r.a meriwayatkan, Nabi s.a.w bercerita, “Dajjal keluar, lalu datanglah seorang mukmin untuk menemui Dajjal. Namun dia tertangkap oleh para penjaga markas Dajjal. “Kamu mau ke mana?” tanya mereka. “Aku mau menemui makhluk yang sudah keluar itu (Dajjal).” Jawab orang mukmin itu. “Apakah kamu belum beriman kepada Tuhan kami?.” tanya penjaga. “Tuhan kami tidaklah samar (Allah).” Jawab orang mukmin itu.
Tiba-tiba ada yang menyuruh, “Bunuh dia!”
Sebagian menghalangi, “Bukankah Tuhan kita (Dajjal) melarang kalian untuk membunuh siapapun tanpa seizinnya?.”
Akhirnya mereka membawa orang itu menghadap Dajjal…. (HR. Muslim, no. 2938).

Dalam lanjutan hadits terjadi dialog panjang antara mukmin ini dengan Dajjal. Hingga akhirnya setelah Dajjal kalah debat, sang mukmin ini dimasukkan ke dalam neraka, yang dibuat Dajjal.

Ketiga, Dajjal membiarkan kaum yang tidak mengimaninya untuk tetap hidup, tapi keadaan mereka dibuat menderita kelaparan dan kemiskinan.

Nabi s.a.w bersabda, “Dajjal mendatangi suatu kaum lalu mengajak mereka mengimaninya, dan merekapun beriman dan menerima ajakan Dajjal. Lalu dia perintahkan langit untuk menurunkan hujan, dan dia perintahkan bumi hingga tumbuh banyak tanaman. Sehingga mereka menggiring pulang binatang ternak mereka dalam keadaan punuk besar, penuh dengan susu dan kambingnya besar, serta perut mereka gemuk (karena kenyang).

Ilustrasi

Kemudian Dajjal mendatangi kaum yang lain, dia mendakwahi mereka, namun mereka menolak ajakan Dajjal. Ia-pun meninggalkan mereka dalam kondisi mereka serba kekurangan, tidak memiliki harta apapun.

Lalu dia melewati tempat reruntuhan dan memerintahkan ke tanah itu, “Keluarkan semua simpanan hartamu.” Tiba-tiba harta simpanan di tanah itu keluar semua mengikuti perintah Dajjal, seperti lebah jantan (mengikuti perintah ratunya). (HR. Ahmad, no. 17629, Muslim, no. 7560).

Keempat, Dajjal mengajak orang untuk mengakui dirinya sebagai tuhan, dan Allah berikan kemampuan bagi Dajjal berbagai macam kesaktian yang menyihir pandangan manusia sehingga membuat banyak orang mengimaninya.

Di antara kesaktian Dajjal yang menyihir mata manusia, sebagaimana tersebut dalam literatur nubuwah;  Dajjal bisa memerintahkan awan untuk menurunkan hujan dan bisa memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman. Dajjal memiliki surga dan neraka. Ia bisa mengeluarkan harta simpanan milik kaum yang dilewatinya. Berkolaborasi dengan setan. Dan seterusnya.

Nabi s.a.w bersabda, “Di antara fitnah Dajjal, dia menawarkan seorang Arab badui, ‘Camkanlah, sekiranya aku bisa ‎membangkitkan ayah ibumu yang telah mati (dari kubur), apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Tuhanmu?.’ ‎
Laki-laki arab tersebut menjawab, ‘Ya.’ Kemudian muncullah 2 setan yang menjelma di hadapannya ‎dalam bentuk ayah dan ibunya. Keduanya berpesan, ‘Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dia ‎adalah Tuhanmu.’” (HR. Ibnu Majah, no. 4077, dan dishahihkan syekh Albani dalam Shahih Jaami’us Shagir). ‎

Saudaraku,
Mari kita perbanyak memohon perlindungan kepada Allah, agar kita terhindar dari fitnah Dajjal. Karena kita tidak tahu seandainya Dajjal muncul saat kita masih hidup, apakah kita bisa mempertahankan keimanan kita, atau justru terhempas dan menggantinya dengan keyakinan menyimpang yang ditawarkannya. Wal ‘iyadzu billah.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, azab kubur, ujian kehidupan dan kematian serta fitnah al-Masih al-Dajjal.” Aamiin. Wallahu a’lam bishawab.
Bersambung insyaallah dari dua tulisan.

Metro, 04 Juni 2020
Fir’adi Abu Ja’far


Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama